Selasa, 15 April 2014

makalah komunikasi antar budaya


Makalah Dasar-dasar Komunikasi
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Oleh:
Kelompok 6
ARIE NAUFAL                                            1305102010082
DELSAN MAULANA                                 1305102010090
M.QEIS AULIA HIDAYAT                       1305102010071
NOVA MAULIDA ANGGRIANI              1305102010030
RAUDHATUL HUSNA                              1305102010085

Dosen Pembimbing : Elly Susanti SP. M.Si






PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013


Daftar Isi

Kata pengantar............................................................................................................ 1
Daftar isi .................................................................................................................... 2
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 3
     1.1 Latar Belakang................................................................................................. 3
     1.2 Tujuan Penulis ................................................................................................. 3
2. isi............................................................................................................................. 4
      2.1 Pengertian dan Hubungan Komunikasi Antarbudaya.................................... 4
      2.2 Fungsi Komunikasi Antarbudaya................................................................... 5
      2.3 Hambatan Komunikasi Antarbudaya............................................................. 6
      2.4 Keefektifan Komunikasi Antarbudaya........................................................... 8
3. Penutup................................................................................................................. 10
      3.1 Kesimpulan................................................................................................... 10
      3.2 Saran............................................................................................................. 10
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 11



Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Komunikasi Antar Budaya

            Harapan penulis semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

            Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah dasar-dasar komunikasi ini.

            Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.





Darussalam, November 2013
                       

Tim Penulis



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa saling berhubungan satu sama lain. Untuk itulah peran komunikasi dibutuhkan. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Oleh sebab itu, menurut dokter Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, maka mereka memerlukan komunikasi.
Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Tidaklah asing bagi kita sebagai warga Negara Indonesia dengan adanya perbedaan budaya di kalangan masyarakat kita ,karena mengingat begitu luasnya wilayah indonesia.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, disitulah dibuktikan bahwa sebenarnya budaya itu juga dipelajari.
Pada kenyataanya seringkali kita tidak bisa menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat interaksi tersebut, dan kita biasanya akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan mereka tanpa komunikasi yang padu.

1.2      Tujuan Penulisan

Tujuan daripada penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar-dasar komunikasi, juga memiliki tujuan lain, yaitu:
1.      Untuk mengetahui pengertian dan hubungan antara komunikasi dan kebudayaan
2.      Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi antar budaya
3.      Untuk mengetahui hambatan komunikasi antar budaya
4.      Untuk mengetahui keefektifan komunikasi antar budaya



BAB II
ISI

2.1    Pengertian dan hubungan komunikasi antar budaya

Kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris “communication”. Secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Kata “budaya” berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti “budi” atau “kaal”. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai “ hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal”. Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia
Ada dua konsep utama yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Hubungan antara keduanya sangat kompleks. Budaya mempengaruhi komunikasi dan pada gilirannya komunikasi turut menentukan, menciptakan dan memelihara realitas budaya dari sebuah komunitas/kelompok budaya. Dengan kata lain, komunikasi dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.
Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Dalam keadaan demikian,kita segera di hadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu pesan di sandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain. Seperti yang telah di ketahui,budaya mempengaruhi orang yang berkomunikasi. Budaya bertanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.
Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku manusia sangat bergantung pada budaya tempat manusia tersebut dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses budaya. Artinya komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok lain tak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan. Misalnya ketika kita  berkomunikasi dengan suku Aborigin Australia, secara tidak langsung kita sedang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik kita untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan lain.

2.2    fungsi komunikasi antar budaya

Fungsi komunikasi antar budaya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi pribadi dan fungsi sosial.
1.            Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a.       Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
b.      Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah:saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
c.       Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing. Sehingga kita tidak hanya mengetahui satu budaya tetapi kita juga dapat mengetahui budaya lain.
d.      Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.


2.            Fungsi Sosial
a.       Pengawasan
Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
b.      Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
c.       Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d.      Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.

2.3     Hambatan Komunikasi Antar Budaya

Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Contoh dari hambatan komunikasi antarbudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui. Hambatan-hambatan tersebut adalah:
1.      Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2.      Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3.      Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4.      Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
5.      Pengalaman (Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6.      Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7.      Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8.      Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9.      Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
2.4        Keefektifan Komunikasi Antar Budaya

         Sebagaimana sebuah aktivitas komunikasi yang efektif apabila terdapat persamaan makna pesan antara komunikator dan komunikan, demikian juga halnya dengan komunikasi antarbudaya. Tetapi hal ini menjadi lebih sulit mengingat adanya unsur perbedaan kebudayaan antara pelaku-pelaku komunikasinya. Itulah sebabnya, usaha untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam praktiknya bukanlah merupakan suatu persoalan yang sederhana. Terdapat banyak masalah-masalah potensial yang sering terjadi di dalamnya, seperti yang telah di jabarkan diatas.
Komunikasi antarbudaya yang benar-benar efektif menurut Schramm harus memperhatikan empat syarat, yaitu:
1.      Menghormati anggota budaya lain sebagai manusia .
2.      Menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang kita kehendaki.
3.      Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari cara kita bertindak.
4.      Komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama orang dari budaya yang lain.
Sedangkan De Vito mengemukakan konsepnya tentang efektivitas komunikasi sangat ditentukan dari sejauh mana seseorang mempunyai sikap:
1.      Keterbukaan;
Sikap keterbukaan yang dimaksud De Vito, meliputi:
a.       Sikap seseorang komunikator yang membuka semua informasi tentang pribadinya kepada komunikan, sebaliknya menerima semua informasi yang relevan tentang dan dari komunikan dalam rangka interaksi antarpribadi;
b.      Kemauan seseorang sebagai komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang datang dari komunikan;
c.       Memikirkan dan merasakan bahwa apa yang dinyatakan seorang komunikator merupakan tanggung jawabnya terhadap komunikan dalam suasana situasi tertentu.
2.      Empati;
Perasaan empati ialah kemampuan seorang komunikator untuk menerima dan memahami orang lain seperti ia memahani dirinya sendiri. Jadi ia berpikir, merasa, berbuat terhadap orang lain sebagaimana ia berpikir, merasa dan berbuat terhadap dirinya sendiri.
3.      Merasa positif;
Perasaan positif ialah perasaan seorang komunikator bahwa pribadinya, komunikannya, serta situasi yang melibatkan keduanya sangat mendukung.
4.      Memberi dukungan
Memberi dukungan ialah suatu situasi kondisi yang dialami komunikator dan komunikan terbebas atmosfir ancaman, tidak dikritik dan ditantang.
5.      Merasa seimbang;
Merasa keseimbangan ialah suatu suasana yang adil antara komunikator dan komunikan dalam hal kesempatan yang sama untuk berpikir, merasa dan bertindak





















BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu proses budaya. Komunikasi antarbudaya dapat terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Ada dua konsep utama yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Komunikasi memiliki 2 fungsi yaitu fungsi pribadi seperti menyatakan identitas sosial, menyatakan integrasi sosial, menambah pengetahuan, melepaskan diri atau jalan keluar dan fungsi sosial seperti  pengawasan, menjembatani, sosialisasi nilai, menghibur. Komunikasi juga memiliki hambatan yang berdefinisi segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Keefektifan dalam berkomunikasi akan terjadi apabila terdapat persamaan makna pesan antara komunikator dan komunikan.

3.2    Saran
Komunikasi merupakan kunci utama dalam keberhasilan hidup bermasyarakat. Terutama pentingnya komunikasi yang efektif ketika diantara individu memiliki perbedaan baik itu dalam segi bahasa tingkah laku atau pun budaya. Kita harus terus mengingat dan sadar kembali akan pandangan bangsa Indonesia dalam menanggapi keanekaragaman budaya tersebut yaitu bhinneka tunggal ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Sebagai mahasiswa yang cerdas kita perlu memahami dan mendalami lebih lanjut mengenai konsep komunikasi, apalagi jika kita hendak berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda kebudayaan dengan kita. Untuk itu, wawasan yang luas dengan membaca buku dari berbagai referensi sangat di butuhkan dalam hal ini agar kita tidak buta komunikasi.






Daftar Pustaka

·         Mulyana Deddy, Rakhmat Jalaluddin. Komunikasi antarbudaya (panduan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya). Bandung: PT remaja rosdakarya, 2003
·         Nurudin. Sistem komunikasi Indonesia. Jakarta: PT raja Grafindo persada 2008
·         Cangara Hafied. pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT raja Grafindo persada 2003
·         iliweri, Alo. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. 2004
·         Andriana, LusianaLubis. Komunikasi Antar Budaya. Pdf. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi :Universitas Sumatera. 2005.
·         http://www. repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2733/1/Draf%20Jurnal.pdf
·         http://arjaenim.blogspot.com/2013/01/komunikasi-antar-budaya.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar