Makalah Dasar-dasar Komunikasi
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Oleh:
Kelompok 6
ARIE NAUFAL 1305102010082
DELSAN MAULANA 1305102010090
M.QEIS AULIA HIDAYAT 1305102010071
NOVA MAULIDA ANGGRIANI 1305102010030
RAUDHATUL HUSNA 1305102010085
Dosen Pembimbing
: Elly Susanti SP. M.Si
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................................ 1
Daftar isi .................................................................................................................... 2
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 3
1.2 Tujuan Penulis ................................................................................................. 3
2. isi............................................................................................................................. 4
2.1 Pengertian dan Hubungan Komunikasi
Antarbudaya.................................... 4
2.2 Fungsi Komunikasi Antarbudaya................................................................... 5
2.3 Hambatan Komunikasi Antarbudaya............................................................. 6
2.4 Keefektifan Komunikasi Antarbudaya........................................................... 8
3. Penutup................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 10
3.2 Saran............................................................................................................. 10
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 11
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis berhasil menyelesaikan tugas ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “Komunikasi
Antar Budaya”
Harapan penulis semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
sempurna, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah dasar-dasar komunikasi ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Darussalam, November 2013
Tim
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial,
manusia senantiasa saling berhubungan satu sama lain. Untuk itulah peran
komunikasi dibutuhkan. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah
berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya.
Oleh sebab itu, menurut dokter Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii,
komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya
bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, maka mereka memerlukan komunikasi.
Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah
dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku
bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Tidaklah asing bagi kita sebagai
warga Negara Indonesia dengan adanya perbedaan budaya di kalangan masyarakat
kita ,karena mengingat begitu luasnya wilayah indonesia.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, disitulah dibuktikan bahwa sebenarnya budaya itu juga dipelajari.
Pada kenyataanya seringkali kita
tidak bisa menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan
perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat interaksi tersebut, dan kita biasanya
akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan mereka tanpa komunikasi yang padu.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan
daripada penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
dasar-dasar komunikasi, juga memiliki tujuan lain, yaitu:
1. Untuk
mengetahui pengertian dan hubungan antara komunikasi dan kebudayaan
2. Untuk
mengetahui fungsi-fungsi komunikasi antar budaya
3. Untuk
mengetahui hambatan komunikasi antar budaya
4. Untuk
mengetahui keefektifan komunikasi antar budaya
BAB
II
ISI
2.1 Pengertian
dan hubungan komunikasi antar budaya
Kata atau istilah
komunikasi dari bahasa Inggris “communication”. Secara etimologis atau menurut
asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi
milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
kesamaan makna.
Kata “budaya” berasal dari bahasa
sansekerta buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi,
yang berarti “budi” atau “kaal”. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai “
hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal”. Budaya
berkenaan dengan cara hidup manusia
Ada dua konsep utama
yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture
communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Hubungan
antara keduanya sangat kompleks. Budaya mempengaruhi komunikasi dan pada
gilirannya komunikasi turut menentukan, menciptakan dan memelihara realitas
budaya dari sebuah komunitas/kelompok budaya. Dengan kata lain, komunikasi dan
budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa,
tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut
menentukan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan
kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.
Komunikasi antarbudaya
terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya
adalah anggota suatu budaya lainnya. Dalam keadaan demikian,kita segera di
hadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu
pesan di sandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain. Seperti
yang telah di ketahui,budaya mempengaruhi orang yang berkomunikasi. Budaya
bertanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna
yang dimiliki setiap orang.
Sebenarnya seluruh
perbendaharaan perilaku manusia sangat bergantung pada budaya tempat manusia
tersebut dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila
budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi.
Komunikasi merupakan
suatu proses budaya. Artinya komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok
lain tak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan. Misalnya ketika kita berkomunikasi dengan suku Aborigin Australia, secara
tidak langsung kita sedang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik kita
untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan lain.
2.2
fungsi
komunikasi antar budaya
Fungsi komunikasi antar
budaya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi pribadi dan fungsi sosial.
1.
Fungsi pribadi adalah
fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi
yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku
komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu
dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan
nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun
sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat
pendidikan
seseorang.
b. Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi,
antarkelompok
namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan
komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya
antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan
utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi
antarbudaya adalah: “saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda
dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki”. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat
meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
c. Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah
pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing. Sehingga kita tidak hanya mengetahui satu
budaya tetapi kita juga dapat mengetahui budaya lain.
d. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang
lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan
komunikasi seperti itu berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan
hubungan yang simetris.
2.
Fungsi
Sosial
a. Pengawasan
Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang
berbeda
kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi
antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan
"perkembangan" tentang lingkungan.
Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa
yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar
kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang
berbeda.
b. Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang
dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas
perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan
tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
c. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan
memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi
antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang
terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan
antarbudaya.
2.3 Hambatan
Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi
atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang
menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi
yang efektif. Contoh dari hambatan komunikasi antarbudaya
adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala
mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan
kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang
tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka
hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui. Hambatan-hambatan
tersebut adalah:
1. Fisik
(Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan
waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2. Budaya
(Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama,
dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi
(Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang
memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk
mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi
(Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi
dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin
menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak
punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
5. Pengalaman
(Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi
karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga
setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam
melihat sesuatu.
6. Emosi
(Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi
dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi
yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa
(Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila
pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang
berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang
tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya
adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim
pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat
menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa
tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi
(Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan
sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima
telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus
maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui
telepon selularnya secara maksimal.
2.4
Keefektifan
Komunikasi Antar Budaya
Sebagaimana sebuah aktivitas komunikasi yang efektif apabila
terdapat persamaan makna pesan antara komunikator dan komunikan, demikian juga halnya
dengan komunikasi antarbudaya. Tetapi hal ini menjadi lebih sulit mengingat
adanya unsur perbedaan kebudayaan antara pelaku-pelaku komunikasinya. Itulah
sebabnya, usaha untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam praktiknya bukanlah
merupakan suatu persoalan yang sederhana. Terdapat banyak masalah-masalah
potensial yang sering terjadi di dalamnya, seperti yang telah di jabarkan
diatas.
Komunikasi antarbudaya yang
benar-benar efektif menurut Schramm harus memperhatikan empat syarat, yaitu:
1.
Menghormati
anggota budaya lain sebagai manusia .
2.
Menghormati
budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang kita kehendaki.
3.
Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk
bertindak berbeda dari cara kita bertindak.
4. Komunikator
lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama orang dari
budaya yang lain.
Sedangkan
De Vito mengemukakan konsepnya tentang efektivitas komunikasi sangat ditentukan
dari sejauh mana seseorang mempunyai sikap:
1. Keterbukaan;
Sikap
keterbukaan yang dimaksud De Vito, meliputi:
a. Sikap
seseorang komunikator yang membuka semua informasi tentang pribadinya kepada
komunikan, sebaliknya menerima semua informasi yang relevan tentang dan dari
komunikan dalam rangka interaksi antarpribadi;
b. Kemauan
seseorang sebagai komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang
datang dari komunikan;
c. Memikirkan
dan merasakan bahwa apa yang dinyatakan seorang komunikator merupakan tanggung
jawabnya terhadap komunikan dalam suasana situasi tertentu.
2. Empati;
Perasaan empati ialah
kemampuan seorang komunikator untuk menerima dan memahami orang lain seperti ia
memahani dirinya sendiri. Jadi ia berpikir, merasa, berbuat terhadap orang lain
sebagaimana ia berpikir, merasa dan berbuat terhadap dirinya sendiri.
3. Merasa
positif;
Perasaan positif ialah
perasaan seorang komunikator bahwa pribadinya, komunikannya, serta situasi yang
melibatkan keduanya sangat mendukung.
4. Memberi
dukungan
Memberi dukungan ialah
suatu situasi kondisi yang dialami komunikator dan komunikan terbebas atmosfir
ancaman, tidak dikritik dan ditantang.
5. Merasa
seimbang;
Merasa keseimbangan ialah
suatu suasana yang adil antara komunikator dan komunikan dalam hal kesempatan
yang sama untuk berpikir, merasa dan bertindak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan
suatu proses budaya. Komunikasi antarbudaya dapat terjadi bila produsen pesan
adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya
lainnya. Ada dua konsep utama yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture communication), yaitu
konsep kebudayaan dan konsep komunikasi. Komunikasi memiliki 2 fungsi yaitu
fungsi pribadi seperti menyatakan identitas sosial, menyatakan integrasi
sosial, menambah pengetahuan, melepaskan diri atau jalan keluar dan fungsi
sosial seperti pengawasan, menjembatani,
sosialisasi nilai, menghibur. Komunikasi juga memiliki hambatan yang
berdefinisi segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi
yang efektif. Keefektifan dalam berkomunikasi akan
terjadi apabila terdapat persamaan makna pesan antara komunikator dan
komunikan.
3.2 Saran
Komunikasi merupakan kunci utama dalam
keberhasilan hidup bermasyarakat. Terutama pentingnya komunikasi yang efektif
ketika diantara individu memiliki perbedaan baik itu dalam segi bahasa tingkah
laku atau pun budaya. Kita harus terus mengingat dan sadar kembali akan
pandangan bangsa Indonesia dalam menanggapi keanekaragaman budaya tersebut
yaitu bhinneka tunggal ika yang
berarti walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Sebagai mahasiswa yang cerdas
kita perlu memahami dan mendalami lebih lanjut mengenai konsep komunikasi,
apalagi jika kita hendak berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda
kebudayaan dengan kita. Untuk itu, wawasan yang luas dengan membaca buku dari
berbagai referensi sangat di butuhkan dalam hal ini agar kita tidak buta
komunikasi.
Daftar Pustaka
·
Mulyana Deddy, Rakhmat Jalaluddin. Komunikasi antarbudaya (panduan
berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya). Bandung: PT remaja
rosdakarya, 2003
·
Nurudin. Sistem komunikasi Indonesia. Jakarta: PT raja Grafindo persada 2008
·
Cangara Hafied. pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT raja Grafindo persada 2003
·
iliweri, Alo. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya.
Yokyakarta: Pustaka Pelajar. 2004
·
Andriana, LusianaLubis. Komunikasi Antar Budaya. Pdf. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi :Universitas Sumatera.
2005.
·
http://www. repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2733/1/Draf%20Jurnal.pdf
·
http://arjaenim.blogspot.com/2013/01/komunikasi-antar-budaya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar